Tuai Penolakan dari Warga, Proyek Pembangunan Crossing Tol Bisa Menyebabkan Banjir
KOTA BEKASI - Warga yang tinggal di beberapa perumahan di Kayuringin Jaya, Kecamatan Bekasi Selatan, Kota Bekasi, keberatan dengan proyek pembangunan saluran air di bawah jalan Tol Jakarta-Cikampek dan Kalimalang. Sebabnya, proyek ini dikerjakan tanpa dibarengi dengan normalisasi saluran di perumahan warga yang protes. "Penolakan itu wajar dan logis," kata Anggota DPRD Kota Bekasi, Adhika Dirgantara. Ia menyebut, air dari selatan mengalir ke perumahan diantaranya Bumi Satria Kencana hingga Komplek Kejaksaan. Kedua perumahan ini menjadi langganan banjir ketika hujan lokal dengan intensitas tinggi lebih dari dua jam. Dengan bertambahnya saluran air yang sekarang sedang dibangun, maka kiriman air dari selatan bakal lebih cepat tinggi sampai ke perumahan warga. "Sementara belum ada normalisasi, ini yang mendasari penolakan warga," kata Adhika. Forum warga bersama DPRD serta pemerintah daerah telah menggelar audiensi ihwal permasalahan banjir di Gedung DPRD Kota Bekasi pada Kamis lalu. Hasilnya disepakati beberapa poin yang berkaitan dengan pengendalian banjir di wilayah Kayuringin. Ia mengatakan, proyek duplikasi saluran air di bawah jalan tol dan Kalimalang tetap dilanjutkan. Proyek ini memakan biaya sebesar Rp 41 miliar bersumber dari Bantuan Provinsi Jawa Barat tahun 2021. Jika sudah berfungsi, ada pengaturan air melalui pompanisasi dari selatan menuju ke utara. "Jika kapasitas saluran di utara sudah maksimal, tidak ada pompanisasi air dari selatan. Air mengalir dari saluran lama," kata dia. Menurut dia, pemerintah menjanjikan normalisasi saluran atau kali di perumahan warga pada tahun 2022 mendatang. Adapun kebutuhan anggaran mencapai Rp 100 miliar. Sumber dana berasal dari Bantuan Provinsi Jawa Barat. "Sementara akhir tahun ini hanya 500 meter dilakukan normalisasi, lima segmen lainnya tahun depan," kata dia. Kepala Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air, Kota Bekasi, Arief Maulana mengatakan alasan dibangun duplikasi crossing tol dan Kalimalang karena usulan itu yang disetujui. Sementara normalisasi masih menunggu inventarisasi status lahan di sepanjang kali BSK dan Kali Jati. "Anggaran ini hibah, jika tidak dilaksanakan maka kami akan kesulitan mendapatkannya lagi," kata Arief. Arief menambahkan, pembangunan duplikasi crossing tol dan Kalimalang untuk meminimalisasi banjir di wilayah selatan. Daya tampung air di selatan banyak berkurang akibat alif fungsi lahan. Sedangkan, saluran air di bawah jalan tol sudah tidak sebanding dengan debit air jika hujan deras turun. "Hilirnya ada di Kali Bekasi," kata Arief. (bbs/mhs/kbe)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: